PALANGKARAYAPOS.COM, JAKARTA – Pengelolaan sampah di kawasan pemukiman harus dilakukan dengan cara memilah/memisahkan dari sumber sampah yaitu antara sampah organik dan anorganik karena prinsip penanganannya yang berbeda.
Pada saat ini pengelolaan sampah non organik atau sampah domestik lebih baik jika dilakukan dengan mengedepankan prinsip atau pola 3R yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), dan Recyle (Mendaur ulang) melalui TPS Domestik Terpadu dengan pencacatan dan pengontrolan sampah dari hulu hingga hilir secara terencana, terkoordinir, terpadu, dan berkelanjutan serta bertanggung jawab melalui kegiatan Bank Sampah.
“Berkaitan dengan hal ini, Dewan Pimpinan Nasional Barikade 98 d.h.i. Kopsera Barikade 98 menggelar FGD atau Focus Group Discussion yang dikemas secara daring, Jumat 10 Juni 2022 di Kantor Dewan Pimpinan Nasional Barikade 98, Cikini Jakarta Pusat dan bekerja sama dengan dua narasumber yakni Chandra Firmanto, SE (Pendiri Bank Sampah Petra Tangsel) dan Agustinus Srinoto, S.Pd (Aktivis Lingkungan Hidup) dengan tema ‘Pelestarian Lingkungan Hidup dan Menggerakkan Ekonomi Kerakyatan Melalui Pendirian Bank Sampah”.
FGD juga berfokus pada pengenalan jenis sampah, dan cara mengolahnya serta prosedur pembentukan Bank Sampah. Lebih lanjut, ditegaskan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, partisipasi masyarakat mutlak diperlukan. Oleh sebab itu, meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya proses pemilahan dan pengolahan sampah secara langsung menjadi penting untuk dilakukan.
Investasi terbesar dalam penanganan masalah sampah adalah membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mengelola sampah yang dimulai dari diri sendiri dan ini bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan karena berkaitan dengan perilaku dan kebiasaan.
Karena masih saja dijumpai ada masyarakat yang membuang sampahnya ke kali ataupun sungai sebagai tempat pembuangan akhir, sehingga perlu dipikirkan bersama-sama bagaimana mengatasi permasalahan sampah ini salah satunya yaitu dengan daur ulang yang dapat mengurangi volume sampah.
Melalui FGD ini, diketahui bahwa pengolahan sampah tidak cukup dilakukan dengan pemisahan jenis. Perlu adanya pengolahan agar sampah bisa menjadi barang yang lebih bermanfaat, seminar ini turut melibatkan Anggota Barikade 98 secara Nasional agar dapat melakukan hal serupa yang mana dapat mengurangi jumlah timbunan sampah organik dan anorganik.
“Sehingga, proses pengolahan sampah berkelanjutan bisa dimulai dari skala terkecil, seperti rumah tangga sekaligus menumbuhkan kewirausahaan”, tutup Alex Leonardo selaku Ketua Pelaksana FGD.***